Minggu, 27 Januari 2013

Kedudukan Perempuan Lebih Tinggi Karipada Laki-laki : Humor Seputar Kehidupan Wanita

Intraksi manusia dalam hubungan sosial, selalu menampakkan (memunculkan) adanya sisi menarik yang bisa diungkap, baik yang bernuansa serius maupun yang bermuatan keceriaan (humor), baik yang dapat menginspirasi banyak orang mapun yang bisa menghibur orang banyak. Misalnya dalam hubungannya dengan kewanitaan, ada beberapa kata lucu yang terungkap dari komunikasi (intraksi) antar orang perorang, atau dalam sekelompok orang (komunitas). Kata-kata lucu itu, bila dipelesetkan, bisa membuktikan kalau sebenarnya perempuan lebih tinggi kedudukannya daripada laki-laki. Tapi perlu diingat dan digaris bawahi, bahwa ini hanya sekedar pelesetan, tidak serius, apalagi dua rius, hehehe. Mari kita coba simak beberapa uraian berikut yang berhasil saya kumpulkan, yang dapat membuktikan tentang hal tersebut. Pada waktu masih sekolah kita pernah diajarkan oleh Bapak/Ibu guru tentang asal usul manusia purba yang menghuni Indonesia, atau materi yang berhubungan dengan pelayaran di Indonesia. Dalam materi itu, terdapat kalimat yang mengatakan “Asal Usul Nenek Moyang Kita”, tidak terdapat kalimat yang mengatakan “Asal Usul Kakek Moyang Kita”, walaupun kita bolak balik uraian materi sampai berulang kali pasti tidak akan pernah ketemu. Bahkan dalam sebuah judul lagu anak-anak disebutkan “Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut”, tidak ada lagu yang pernah diciptakan berjudul “Kakek Moyang Ku Seorang Pelaut”, hehehehe. Masyarakat Indonesia juga mengenal istilah poligami dan poliandri dalam kehidupan sosial budayanya. Istilah yang kedua sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, dalam masalah perkawinan, kita mengenal ada istilah “Isteri Dimadu”, dan pada umumnya tidak berlaku, tidak lazim digunakan “Istilah Suami Dimadu”, hahahaha. Dalam hubungannya dengan busana (pakaian), justeru jenis pakaian wanita lebih tinggi lo dari jenis pekaian laki-laki. Buktinya ada jenis pakaian wanita yang disebut “Rok Mini”, yang kalau dipakai batasnya di atas lutut pemakainya. Sedangkan jenis pakaian laki-laki tidak ada yang disebut “Celana Mini”, yang ada “Celana Pendek”, bila dipakai umumnya sebatas lutut si pemakai. Dengan demikian, jenis pakaian wanita lebih tinggi dong dari jenis pakaian laki-laki, hem…hem…hem. Baru-baru ini di Jakarta telah ditetapkan kebijakan angkutan, dengan diluncurkannya slogan “Kini Saatnya Wanita yang Utama”, dalam angkutan trans Jakarta/basway. Dalam angkutan itu, penumpang wanita memilki tempat duduk khusus di bagian depan, terpisah dari laki-laki. Nah kalau penumpang laki-laki kan tidak diberikan tempat khusus seperti itu, jadi kedudukannya tidak utama dan berada di bagian belakang di dalam angkutan. Kasian dech, hahahaha. Di Indonesia terdapat banyak sekali macam peringatan hari bersejarah atau hari nasional. Seperti peringatan “Hari Ibu”, dan perayaan “Hari Kartini”. Tetapi sebaliknya, kita tidak pernah mengenal dan memperingati “Hari Bapak”, atau merayakan “Hari Kartono” ya kan ? hehehehe. Disamping itu, kita juga telah mengetahui bahwa pusat-pusat kota di Indonesia selalu disebut dengan “Ibu Kota”, tidak ada yang disebut dengan “Bapak Kota”. Dengan demikian di kota, kaum wanita merupakan penguasa, mengalahkan laki-laki, hehehehe. Dalam hubungannya dengan kehidupan di akherat ada disebut, dan kita sering mendengar ceramah (dakwah) keagamaan yang menyebutkan bahwa “Surga Itu Ada di Bawah Telapak Kaki Ibu”. La kita kan tidak pernah mendengar kalau ada seorang ustadz/ustazah yang mengemukakan bahwa “Surga Itu Ada di Bawah Telapak Kaki Bapak”. Di akherat saja wanita lebih tinggi kedudukannya, apalagi di dunia, hem…hem…hem. Tulisan ini hanya sebagi humor saja, tidak lebih dari itu. Jadi kaum laki-laki tidak boleh keberatan ya, hahahahaha…….hehehehehehe. Namun dibalik humor itu terkandung makna, bahwa sesungguhnya wanita adalah “mahluk halus” yang terhormat dan mulia. Maka kaum wanita dituntut untuk dapat menghormati dan memuliakan dirinya, sehingga bernilai guna (bermakna) bagi diri, keluarga dan orang lain di sekelilingnya. Salam gembira dan bahagia untuk kita semua. Jerowaru Lombok Timur, 22 Desember 2011.
Intraksi manusia dalam hubungan sosial, selalu menampakkan (memunculkan) adanya sisi menarik yang bisa diungkap, baik yang bernuansa serius maupun yang bermuatan keceriaan (humor), baik yang dapat menginspirasi banyak orang mapun yang bisa menghibur orang banyak. Misalnya dalam hubungannya dengan kewanitaan, ada beberapa kata lucu yang terungkap dari komunikasi (intraksi) antar orang perorang, atau dalam sekelompok orang (komunitas). Kata-kata lucu itu, bila dipelesetkan, bisa membuktikan kalau sebenarnya perempuan lebih tinggi kedudukannya daripada laki-laki. Tapi perlu diingat dan digaris bawahi, bahwa ini hanya sekedar pelesetan, tidak serius, apalagi dua rius, hehehe. Mari kita coba simak beberapa uraian berikut yang berhasil saya kumpulkan, yang dapat membuktikan tentang hal tersebut. Pada waktu masih sekolah kita pernah diajarkan oleh Bapak/Ibu guru tentang asal usul manusia purba yang menghuni Indonesia, atau materi yang berhubungan dengan pelayaran di Indonesia. Dalam materi itu, terdapat kalimat yang mengatakan “Asal Usul Nenek Moyang Kita”, tidak terdapat kalimat yang mengatakan “Asal Usul Kakek Moyang Kita”, walaupun kita bolak balik uraian materi sampai berulang kali pasti tidak akan pernah ketemu. Bahkan dalam sebuah judul lagu anak-anak disebutkan “Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut”, tidak ada lagu yang pernah diciptakan berjudul “Kakek Moyang Ku Seorang Pelaut”, hehehehe. Masyarakat Indonesia juga mengenal istilah poligami dan poliandri dalam kehidupan sosial budayanya. Istilah yang kedua sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, dalam masalah perkawinan, kita mengenal ada istilah “Isteri Dimadu”, dan pada umumnya tidak berlaku, tidak lazim digunakan “Istilah Suami Dimadu”, hahahaha. Dalam hubungannya dengan busana (pakaian), justeru jenis pakaian wanita lebih tinggi lo dari jenis pekaian laki-laki. Buktinya ada jenis pakaian wanita yang disebut “Rok Mini”, yang kalau dipakai batasnya di atas lutut pemakainya. Sedangkan jenis pakaian laki-laki tidak ada yang disebut “Celana Mini”, yang ada “Celana Pendek”, bila dipakai umumnya sebatas lutut si pemakai. Dengan demikian, jenis pakaian wanita lebih tinggi dong dari jenis pakaian laki-laki, hem…hem…hem. Baru-baru ini di Jakarta telah ditetapkan kebijakan angkutan, dengan diluncurkannya slogan “Kini Saatnya Wanita yang Utama”, dalam angkutan trans Jakarta/basway. Dalam angkutan itu, penumpang wanita memilki tempat duduk khusus di bagian depan, terpisah dari laki-laki. Nah kalau penumpang laki-laki kan tidak diberikan tempat khusus seperti itu, jadi kedudukannya tidak utama dan berada di bagian belakang di dalam angkutan. Kasian dech, hahahaha. Di Indonesia terdapat banyak sekali macam peringatan hari bersejarah atau hari nasional. Seperti peringatan “Hari Ibu”, dan perayaan “Hari Kartini”. Tetapi sebaliknya, kita tidak pernah mengenal dan memperingati “Hari Bapak”, atau merayakan “Hari Kartono” ya kan ? hehehehe. Disamping itu, kita juga telah mengetahui bahwa pusat-pusat kota di Indonesia selalu disebut dengan “Ibu Kota”, tidak ada yang disebut dengan “Bapak Kota”. Dengan demikian di kota, kaum wanita merupakan penguasa, mengalahkan laki-laki, hehehehe. Dalam hubungannya dengan kehidupan di akherat ada disebut, dan kita sering mendengar ceramah (dakwah) keagamaan yang menyebutkan bahwa “Surga Itu Ada di Bawah Telapak Kaki Ibu”. La kita kan tidak pernah mendengar kalau ada seorang ustadz/ustazah yang mengemukakan bahwa “Surga Itu Ada di Bawah Telapak Kaki Bapak”. Di akherat saja wanita lebih tinggi kedudukannya, apalagi di dunia, hem…hem…hem. Tulisan ini hanya sebagi humor saja, tidak lebih dari itu. Jadi kaum laki-laki tidak boleh keberatan ya, hahahahaha…….hehehehehehe. Namun dibalik humor itu terkandung makna, bahwa sesungguhnya wanita adalah “mahluk halus” yang terhormat dan mulia. Maka kaum wanita dituntut untuk dapat menghormati dan memuliakan dirinya, sehingga bernilai guna (bermakna) bagi diri, keluarga dan orang lain di sekelilingnya. Salam gembira dan bahagia untuk kita semua. Jerowaru Lombok Timur, 22 Desember 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukan komentar Anda, tapi pergunakan bahasa yang sopan dan jangan tinggalkan spam.