Minggu, 27 Januari 2013

Sajian Menu Humor Kehidupan

Tulisan ini saya ambil dari beberapa tulisan humor yang pernah saya posting di jejaring sosial facebook. Saya sajikan kembali di media sosail Kompasiana ini. Namun tulisan ini merupakan hasil pemikiran yang tergesa-gesa. Sehingga gagasan yang tertuang mungkin tidak menarik bagi para pembaca. Mungkin juga ada diantara para pembaca yang tidak terima atau keberatan dengan sajian tulisan ini, yang jelas gagasan ini tidak dimaksudkan demikian. Atas kekurangan itu, mohon dimaklumi dan dimaafkan. Tetapi apabila postingan ini dianggap menghibur dan bermanfaat, saya ucapkan terima kasih dan selamat menghibur diri setelah beraktifitas yang melelahkan. Mari para pembaca kita nikmati sajian menu humor kehidupan berikut ini. Saya mulai dengan fenomena yang berhubungan dengan kehidupan politik. Ini kisah nyata, akibat terlalu cinta n setia berat sama salah satu partai politik. Cerita ini saya kutip dari teman-teman ngobrol di teras rumah, kejadiannya sudah cukup lama, tetapi diceritakan lagi, dan orang yang menjadi pelakunya masih hidup sampai sekarang, yang tinggal di desa “J”. Ngobrol sambil menum kopi hangat, sruuuuppppppppppppp makyooossssssss dan mantapppppppp. Orang yang sangat menjunjung tinggi parpol yang didukungnya itu, berinisial "M". Dia begitu cinta dan setia, karena pada masa masih tiga parpol di Indonesia, tokoh-tokoh parpol yang bersangkutan sering berkunjung ke tempat tinggal ke luarga besarnya. Pada suatu hari si "M" ditanya sama salah seorang Kiyai di desanya, berinisial "S", bersama beberapa orang lainnya. Obrolan mereka berdua saya alih bahasakan dari bahasa Sasak ke bahasa Indonesia. S : "Paman "M", sebenarnya apa agama yang diyakini (dianut) ?. M : "Saya Nanda tidak akan pernah berpaling dan tetap pada pendirian, apa pun yang terjadi, agama saya adalah PDI". Kiyai "S" tampak tersenyum dan menahan tawaxya. Kemudian memberi penjelasan bahwa itu yang disebutnya itu bukan agama, tetapi parpol. Namun "M" kukuh dalam pendiriannya bahwa itu adalah agamanya. Si "M" memang tidak pernah sekolah, sehari-harinya mengembala kerbau dan bertani. Tetapi sekarang sudah tidak lagi, karena sudah unzur. Pada masa lalunya, dia selalu membicarakan parpol yang menjadi kebanggaannya, apa lagi kalau musim kampanye. Dia tidak mau ditentang/dibantah tentang pendiriannya. Ternyata terlalu cinta dan setia sama parpol tertentu, berakibat negatif bagi sebagian orang, terutama yang tidak berpendidikan. Ada baiknya kita tidak usah terlalu berlebihan terhadap suatu parpol tertentu, he...he...he...hehehehehehe. Masih tentang kehidupan politik, yang dikaitkan dengan perilaku kesehatan. Berikut ini sajiannya. Kalau pernah Anda sekalian keliling Pulau Lombok, NTB, maka akan menemukan baliho atau iklan di wilayah salah satu kabupaten. Kebetulan beberapa waktu lalu saya bersama beberapa orang teman mengikuti pelatihan, dan melihat baliho atau iklan tersebut. Di situ terpanpang poto pansangan Bupati dan Wabub, kabupaten yang bersangkutan. Di atas / bagian agak tengah, tetulis kalimat seperti ini : "Merokok dapat mengurangi umur" atau "Merokok dapat menyebabkan meninggal dunia". Di tempat pelatihan saya ketemu dengan beberapa orang peserta yang berasal dari wilayah kabupaten tempat baliho atau iklan itu terdapat dan berdiri tegak. Saya pun terlibat ngobrol santai, tapi serius dengan mereka. Saya tanya teman-teman tersebut, pernah ketemu iklan atau baliho dengan gambar dan tulisan seperti itu ?. Teman itu menjawab sudah. Bahkan teman yang sedang merokok memberi jawaban dengan nada agar erosi, e....e....e.... emosi maksudnya. Katanya : "Emangnya pasangan Bupati/Wabup itu Tuhan bisa menentukan umur seseorang". Teman dari kabupaten lain menimpali : "Wah, kalau buat slogan seperti itu berarti tidak bisa berterima kasih atas telah diberikan jatah dari dana bagi hasil cukai tembakau dari jerih payah para petani tembakau". Teman perokok lainnya memberi pendapat lain lagi : "Pasangan ini kalau menyalonkan diri, baik jadi Bupati/Wabub maupun Gubernur/Wagub, saya tidak akan memilihnya lagi, menyesal aku dulu menusuk gambarnya". He....he....he....hehehehehe. Sekarang kita berpindah kekehidupan dunia pendidikan. Kejadian ini merupakan kisah yang benar-benar terjadi di salah satu SMP, sebut saja namanya SMP X. Peristiwa itu terjadi ketika sekolah tersebut diakreditasi oleh Tim Asessor. Untuk keperluan penilaian dibutuhkan berbagai macam data yang ada di sekolah itu, termasuk perangkat/administrasi pembelajaran guru. Untuk itu, salah seorang anggota Tim Asessor memanggil para guru untuk menunjukkan dan menjelaskan bukti fisik perangkat pembelajaran yang dimiliki sesuai dengan mata pelajaran yang diampu/dibinanya. Tibalah giliran guru yang berinisial ME, pengampu mata pelajaran berkode PJOK. Ketika guru yang bersangkutan menunjukkan perangkat yang dimiliki, ternyata ada yang kurang. Maka anggota TIM Asessor, yang berinisial MS, menayakan perangkat yang kurang itu. MS : "Pak ME, mana permen yang Bapak miliki ?". ME, kelihatan kebingungan dan menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal, sambil berkata : "E..e...e...e...e.........." MS : "Apa Bapak tidak punya permen ?". ME : "Anu Pak, sebentar saya ambil karena permennya ada di koperasi siswa (kopsis)". MS, terlihat heran dan bertanya balik : "Apa maksud bapak, apa permen makanan (manisan) yang biasa kita mut ?". ME dengan mantap menjawab : "Ya, pak !". MS, terlihat tersenyum dan menahan tawa, begitu juga dengan anggota Tim Asessor yang lainnya serta guru-guru yang ada di ruang penilaian. MS pun menegaskan : "Pak, yang saya maksudkan dengan permen itu adalah Peraturan Menteri disingkat Permen, atau Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang disingkat Permendiknas, seperti Permen/Permendiknas tentang Proses Pembelajaran, Penilaian, dan lain-lain". ME, kelihatan malu dan salah tingkah, lagi-lagi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil menjawab : "Ya pak, maaf salah paham". Lalu mengambil kumpulan Permendiknas yang pernah dibagikan. MS : "Sudah dibaca Pak, Banyak membaca ya Pak, sekarang sekolah dan guru harus paham tentang banyak Permen ?". Itulah sekelumit kejadian nyata, dan di depan mata. He....he....hehehehehehehe. Selanjutnya tentang kehidupan seorang gadis. Seorg ibu dr suatu desa pergi ke kota utk membli sebuah barang untuk anak gadisnya yg sedang naik daun dan menjadi kembng desa yang banyak diburu oleh para perjaka. Si ibu menuju ke kompleks pertokoan yang ada di jalan "Ayam Sakit" blok "KW". Ia masuk ke sebuah toko "UD Angin Ribut". Lalu bertanya pada si pelayan. Tapi pelayan tidak ngerti dangan barang yang mau dibeli si ibu, yang kebetulan lupa nama barangnya. Kemudian ibu itu bertanya langsung sama pemilik toko tersebut dan bilang : "Pak toke....pak toke, ada dijual barang yang bisa melihat kita dan kita juga bisa melihat dia". Si toke dibuat bingung dan pusing, tidak ngerti apa maksudnya. Si toke bilang : "Hayaaaa owe kagak ngerti". Si toke lalu berjalan ke meja kasir dan meminum kopinya guna menghilangkan rasa pusingnya. Si ibu mengikuti si toke dari belakang. Ketika si ibu berdiri di dekat meja kasir, dia melihat barang yang mau dibeli dan menunjukkan pada si toke : "Toke itu yang saya cari", telunjukx menunjuk sebuah benda yg ada bingkainya dan ditngahnya terdapat kaca. Si toke bilang : "Hayaaaaaa, itu yang loe mau beli, itu namanya celmen ahhh", sambil mengambil cermin yang diminta dan diberikan kapada si ibu. Setelah bayar, si ibu pulang, sambil berkata dalam hati : "Skrng ada yang dipakai oleh anak saya melihat dirinya bersolek, dia akan tau tebal tipis solekannya, tidak lagi pakai bedak 8 m per segi dan pakai gincu 3 m sampai ke luar dari bibirnya yang aduh hai". Hehehe. Masih ada hubungannya dengan masalah jual beli. Berikutnya tentang cerita pedagang obat yang sial. Para pedagang obat di pasar tradisional biasanya jago-jago ngomong dan banyak bicara. Saking terlalu banyak bicara, suatu hari seorang pedagang obat sampai salah ucap tentang obatnya. Si pedagang bilang ke pada para pengunjung : "Bapak-bapak/Ibu-ibu, saudara-saudara sekalian, percaya dan yakinlah dengan obat yang saya jual ini. Obat-obat saya tidak sembarangan. Semuanya manjur/mujarab untuk mengobati penyakit Anda. Tidak percaya bisa dibuktikan di sini sekarang juga. Begitu obat ini digosok di bagian tubuh yang sakit, maka penyakitnya sembuh. Bahkan saking mujarabnya, mata digosok mata hilang, pinggang digosok pinggang hilang". Para pengunjung menggerutu, sambil pergi, "mana ada penyakit yang begitu diobati langsung sembuh, dan kalau obat yang dijual sampai mata digosok mata hilang dan pinggang digosok pinggang hilang, saya tak mau beli dech". Akhirnya di tempat si punjual obat itu pun sepi, para pengunjung habis pergi meninggalkan. Si pedang obat kena sial. Hehehehe, siapa suruh ngomong seperti itu. Kita pindah ke kehidupan polisi yang sedang menjalankan tugas. Beberapa org polisi lalu lintas mengadakan razia di suatu tempat. Ada seorang pengendara sepeda motor yang tidak pakai helm dan tidak bawa surat-surat kendaraan. Ia pun distop dan dibawa ke pos polisi. Sebelum dibrikan surat tilang, dia diintrogasi dulu oleh beberpa orang polisi. Polisi : "Siapa nama mu dan dari mana ?". Pengendara : "Surat dan dari orang pak !". Polisi : "Apa kamu bilang, aku tanya nama mu siapa dan asal mu dari mana ?". Pengendara : "Ya pak, surat dan dari orang !". Polisi : "Kamu main-main ya dan jgn macam-macam nanti saya pukul kamu !!! Jawab yang benar !!! Nama mu siapa dan dari mana ?". Pengendara kaget juga digertak seperti itu, lalu bilang : "Saya serius pak, malah dua rius. Saya juga satu macam bukan macam-macam pak. Jangan dipukul pak, sakiiiiitttt nanti. Betul pak, saya surat dan dari orang !". Polisi nampakx kehilangan kesabran, lalu pengendara itu pun di pukulnya, beberapa kali hantaman dan tendangan mendarat ke wajah dan tubuh si pengendara. Sambil memukul, membentak pula : "Aku tanya siapa nama mu bukan tanya surat bodoh !!! Aku tanya asal mu dari mana, kenapa dijawab orang, aku tau kamu orang bukan monyet, tolol dan monyet !!!. Ayo jawab yang benarrrr !!!". Si pengendara hanya bisa menjawab degan kata-kata : "Ampun...ampun...ampun... Pak, betul...benar...tidak salah !". Setelah beberapa lama pengendara itu dipukul dan ditendang, ada seorg pengendara sepeda motor lain yang kebetulan juga distop, tetapi dia punya surat-surat (sim, STNK) lengkap dan pakai helm, sehingga tidak ditilang, tetapi sempat melihat pengendara yang sedang dipukul dan ditendang di pos polisi itu. Lalu dia bilang : "Stop ...stop ....stop dipukul dan ditendang pak kasian, saya kenal degan orang ini, namanya surat dan berasal dari dusun orang". Polisi : "Kamu jangan macam-macam juga ya, mana ada orang bernama surat dan tempat bernama orang !!!". Pengendara lain : "Saya dari Desa Pandan Wangi Kec. Jerowaru, di sana ada dusun yang bernama Orang. Tempat tinggal saya tidak jauh dari dusun itu, maka saya kenal orang ini namanya Surat pak, betul ini". Polisi : "Ooo gitu ya, berati kami yang salah". Makanya jadi polisi hati-hati mengintrogasi, jagan main gebuk dan pukul saja, kata pengendara lain tadi di dalam hatinya. He...he...hehehehe. Nah, kalau yang ini tentang pertemuan orang-orang cerdik pandai. Dalam sebuah seminar, terlontar sebuah anekdot tentang penjelajahan ruang angkasa oleh negera-negara di dunia. Seprti ini : 1. Negara-negara Barat mampu naik ke bulan karena bisa mengembangkan teknologi canggih. Sehingga negara seperti AS naik ke bulan pakai pesawat Apollonya. 2. Negara Cina bisa naik ke bulan melalui jalan Raksasanya. 3. Negara Mesir dapat naik ke bulan dengan membangun Piramidanya. 4. Indonesia naik ke bulan dengan menumpuk kertas kerja (makalah) dan memakai dokar. Hehehehe, kapan yampai ke bulan ya ?????. Akhirnya tentang akhir dari kehidupan. Begini ceritanya, suatu hari di satu desa ada salah seorang warganya yang meninggal. Waktu si mayat disholatkan di masjid desa, dihadiri oleh tidak terlalu banyak orang, ya sekitar 40-an orang lah. Sholat jenazah diimami oleh kiyai setempat. Sehabis sholat dan berdo'a, untuk mengakhiri prosesi sholat jenazah, seperti biasa pada setiap ada orang meninggal, imam kemudian bertanya kepada para makmum. Imam : "Para jamaah sekalian, mayat ini orang bagus". Makmum : "Bagus ..... bagus", hanya terdengar dua makmum yang menjawab bagus, sedangkan yang lain diam. Imam : "Sekali lagi para jamaah, mayat ini orang bagus". Makmum : "Bagus .... bagus", masih hanya dua orang yang menjawab. Imam : "Sekali lagi para jamaah semua, mayat ini orang bagus". Makmum : "Bagus....bagus...", tetap dua orang aja yang terdengar suaranya. Imam : "Para jamaah, saudara-sudara sekalian, kenapa hanya dua orang yang menjawab, yang lain tidak memberi jawaban serempak, kok pada diam saja". Salah seorang makmum, nampaknya mewakili teman-temannya yang lain, memberikan jawaban : "Kiyai, bagaimana kami harus menjawab bagus, mayat itu orang yang tidak bagus, pada masa hidupnya kerjanya cuma mencuri, merampok, mabuk-mabukan, memperkosa, dan lain-lainnya, pokoknya dia orang jelek dan jahat deh pak Kiyai. Imam, terlihat manggut-manggut dan keheranan. Ternyata jadi orang jahat itu tidak baik, sampai mati pun masih ada orang/warga yang dendam. He....he....hehehehehehe. Salam kedamaian dan kebaikan. Demikianlah sajian menu humor kehidupan, yang bisa saya tampilkan dalam postingan ini. Saya beberapa hari tidak mengirim tulisan ke Kompasiana, hari ini saya hadir kembali. Maka untuk menebus dosa dan kesalahan karena tidak pernah kirim tulisan, saya posting saja tulisan humor ini apa adanya, hehehehe. Semoga bermanfaat. Salam kebersamaan. Jerowaru Lombok Timur, 11 Januari 2012.
Tulisan ini saya ambil dari beberapa tulisan humor yang pernah saya posting di jejaring sosial facebook. Saya sajikan kembali di media sosail Kompasiana ini. Namun tulisan ini merupakan hasil pemikiran yang tergesa-gesa. Sehingga gagasan yang tertuang mungkin tidak menarik bagi para pembaca. Mungkin juga ada diantara para pembaca yang tidak terima atau keberatan dengan sajian tulisan ini, yang jelas gagasan ini tidak dimaksudkan demikian. Atas kekurangan itu, mohon dimaklumi dan dimaafkan. Tetapi apabila postingan ini dianggap menghibur dan bermanfaat, saya ucapkan terima kasih dan selamat menghibur diri setelah beraktifitas yang melelahkan. Mari para pembaca kita nikmati sajian menu humor kehidupan berikut ini. Saya mulai dengan fenomena yang berhubungan dengan kehidupan politik. Ini kisah nyata, akibat terlalu cinta n setia berat sama salah satu partai politik. Cerita ini saya kutip dari teman-teman ngobrol di teras rumah, kejadiannya sudah cukup lama, tetapi diceritakan lagi, dan orang yang menjadi pelakunya masih hidup sampai sekarang, yang tinggal di desa “J”. Ngobrol sambil menum kopi hangat, sruuuuppppppppppppp makyooossssssss dan mantapppppppp. Orang yang sangat menjunjung tinggi parpol yang didukungnya itu, berinisial "M". Dia begitu cinta dan setia, karena pada masa masih tiga parpol di Indonesia, tokoh-tokoh parpol yang bersangkutan sering berkunjung ke tempat tinggal ke luarga besarnya. Pada suatu hari si "M" ditanya sama salah seorang Kiyai di desanya, berinisial "S", bersama beberapa orang lainnya. Obrolan mereka berdua saya alih bahasakan dari bahasa Sasak ke bahasa Indonesia. S : "Paman "M", sebenarnya apa agama yang diyakini (dianut) ?. M : "Saya Nanda tidak akan pernah berpaling dan tetap pada pendirian, apa pun yang terjadi, agama saya adalah PDI". Kiyai "S" tampak tersenyum dan menahan tawaxya. Kemudian memberi penjelasan bahwa itu yang disebutnya itu bukan agama, tetapi parpol. Namun "M" kukuh dalam pendiriannya bahwa itu adalah agamanya. Si "M" memang tidak pernah sekolah, sehari-harinya mengembala kerbau dan bertani. Tetapi sekarang sudah tidak lagi, karena sudah unzur. Pada masa lalunya, dia selalu membicarakan parpol yang menjadi kebanggaannya, apa lagi kalau musim kampanye. Dia tidak mau ditentang/dibantah tentang pendiriannya. Ternyata terlalu cinta dan setia sama parpol tertentu, berakibat negatif bagi sebagian orang, terutama yang tidak berpendidikan. Ada baiknya kita tidak usah terlalu berlebihan terhadap suatu parpol tertentu, he...he...he...hehehehehehe. Masih tentang kehidupan politik, yang dikaitkan dengan perilaku kesehatan. Berikut ini sajiannya. Kalau pernah Anda sekalian keliling Pulau Lombok, NTB, maka akan menemukan baliho atau iklan di wilayah salah satu kabupaten. Kebetulan beberapa waktu lalu saya bersama beberapa orang teman mengikuti pelatihan, dan melihat baliho atau iklan tersebut. Di situ terpanpang poto pansangan Bupati dan Wabub, kabupaten yang bersangkutan. Di atas / bagian agak tengah, tetulis kalimat seperti ini : "Merokok dapat mengurangi umur" atau "Merokok dapat menyebabkan meninggal dunia". Di tempat pelatihan saya ketemu dengan beberapa orang peserta yang berasal dari wilayah kabupaten tempat baliho atau iklan itu terdapat dan berdiri tegak. Saya pun terlibat ngobrol santai, tapi serius dengan mereka. Saya tanya teman-teman tersebut, pernah ketemu iklan atau baliho dengan gambar dan tulisan seperti itu ?. Teman itu menjawab sudah. Bahkan teman yang sedang merokok memberi jawaban dengan nada agar erosi, e....e....e.... emosi maksudnya. Katanya : "Emangnya pasangan Bupati/Wabup itu Tuhan bisa menentukan umur seseorang". Teman dari kabupaten lain menimpali : "Wah, kalau buat slogan seperti itu berarti tidak bisa berterima kasih atas telah diberikan jatah dari dana bagi hasil cukai tembakau dari jerih payah para petani tembakau". Teman perokok lainnya memberi pendapat lain lagi : "Pasangan ini kalau menyalonkan diri, baik jadi Bupati/Wabub maupun Gubernur/Wagub, saya tidak akan memilihnya lagi, menyesal aku dulu menusuk gambarnya". He....he....he....hehehehehe. Sekarang kita berpindah kekehidupan dunia pendidikan. Kejadian ini merupakan kisah yang benar-benar terjadi di salah satu SMP, sebut saja namanya SMP X. Peristiwa itu terjadi ketika sekolah tersebut diakreditasi oleh Tim Asessor. Untuk keperluan penilaian dibutuhkan berbagai macam data yang ada di sekolah itu, termasuk perangkat/administrasi pembelajaran guru. Untuk itu, salah seorang anggota Tim Asessor memanggil para guru untuk menunjukkan dan menjelaskan bukti fisik perangkat pembelajaran yang dimiliki sesuai dengan mata pelajaran yang diampu/dibinanya. Tibalah giliran guru yang berinisial ME, pengampu mata pelajaran berkode PJOK. Ketika guru yang bersangkutan menunjukkan perangkat yang dimiliki, ternyata ada yang kurang. Maka anggota TIM Asessor, yang berinisial MS, menayakan perangkat yang kurang itu. MS : "Pak ME, mana permen yang Bapak miliki ?". ME, kelihatan kebingungan dan menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal, sambil berkata : "E..e...e...e...e.........." MS : "Apa Bapak tidak punya permen ?". ME : "Anu Pak, sebentar saya ambil karena permennya ada di koperasi siswa (kopsis)". MS, terlihat heran dan bertanya balik : "Apa maksud bapak, apa permen makanan (manisan) yang biasa kita mut ?". ME dengan mantap menjawab : "Ya, pak !". MS, terlihat tersenyum dan menahan tawa, begitu juga dengan anggota Tim Asessor yang lainnya serta guru-guru yang ada di ruang penilaian. MS pun menegaskan : "Pak, yang saya maksudkan dengan permen itu adalah Peraturan Menteri disingkat Permen, atau Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang disingkat Permendiknas, seperti Permen/Permendiknas tentang Proses Pembelajaran, Penilaian, dan lain-lain". ME, kelihatan malu dan salah tingkah, lagi-lagi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil menjawab : "Ya pak, maaf salah paham". Lalu mengambil kumpulan Permendiknas yang pernah dibagikan. MS : "Sudah dibaca Pak, Banyak membaca ya Pak, sekarang sekolah dan guru harus paham tentang banyak Permen ?". Itulah sekelumit kejadian nyata, dan di depan mata. He....he....hehehehehehehe. Selanjutnya tentang kehidupan seorang gadis. Seorg ibu dr suatu desa pergi ke kota utk membli sebuah barang untuk anak gadisnya yg sedang naik daun dan menjadi kembng desa yang banyak diburu oleh para perjaka. Si ibu menuju ke kompleks pertokoan yang ada di jalan "Ayam Sakit" blok "KW". Ia masuk ke sebuah toko "UD Angin Ribut". Lalu bertanya pada si pelayan. Tapi pelayan tidak ngerti dangan barang yang mau dibeli si ibu, yang kebetulan lupa nama barangnya. Kemudian ibu itu bertanya langsung sama pemilik toko tersebut dan bilang : "Pak toke....pak toke, ada dijual barang yang bisa melihat kita dan kita juga bisa melihat dia". Si toke dibuat bingung dan pusing, tidak ngerti apa maksudnya. Si toke bilang : "Hayaaaa owe kagak ngerti". Si toke lalu berjalan ke meja kasir dan meminum kopinya guna menghilangkan rasa pusingnya. Si ibu mengikuti si toke dari belakang. Ketika si ibu berdiri di dekat meja kasir, dia melihat barang yang mau dibeli dan menunjukkan pada si toke : "Toke itu yang saya cari", telunjukx menunjuk sebuah benda yg ada bingkainya dan ditngahnya terdapat kaca. Si toke bilang : "Hayaaaaaa, itu yang loe mau beli, itu namanya celmen ahhh", sambil mengambil cermin yang diminta dan diberikan kapada si ibu. Setelah bayar, si ibu pulang, sambil berkata dalam hati : "Skrng ada yang dipakai oleh anak saya melihat dirinya bersolek, dia akan tau tebal tipis solekannya, tidak lagi pakai bedak 8 m per segi dan pakai gincu 3 m sampai ke luar dari bibirnya yang aduh hai". Hehehe. Masih ada hubungannya dengan masalah jual beli. Berikutnya tentang cerita pedagang obat yang sial. Para pedagang obat di pasar tradisional biasanya jago-jago ngomong dan banyak bicara. Saking terlalu banyak bicara, suatu hari seorang pedagang obat sampai salah ucap tentang obatnya. Si pedagang bilang ke pada para pengunjung : "Bapak-bapak/Ibu-ibu, saudara-saudara sekalian, percaya dan yakinlah dengan obat yang saya jual ini. Obat-obat saya tidak sembarangan. Semuanya manjur/mujarab untuk mengobati penyakit Anda. Tidak percaya bisa dibuktikan di sini sekarang juga. Begitu obat ini digosok di bagian tubuh yang sakit, maka penyakitnya sembuh. Bahkan saking mujarabnya, mata digosok mata hilang, pinggang digosok pinggang hilang". Para pengunjung menggerutu, sambil pergi, "mana ada penyakit yang begitu diobati langsung sembuh, dan kalau obat yang dijual sampai mata digosok mata hilang dan pinggang digosok pinggang hilang, saya tak mau beli dech". Akhirnya di tempat si punjual obat itu pun sepi, para pengunjung habis pergi meninggalkan. Si pedang obat kena sial. Hehehehe, siapa suruh ngomong seperti itu. Kita pindah ke kehidupan polisi yang sedang menjalankan tugas. Beberapa org polisi lalu lintas mengadakan razia di suatu tempat. Ada seorang pengendara sepeda motor yang tidak pakai helm dan tidak bawa surat-surat kendaraan. Ia pun distop dan dibawa ke pos polisi. Sebelum dibrikan surat tilang, dia diintrogasi dulu oleh beberpa orang polisi. Polisi : "Siapa nama mu dan dari mana ?". Pengendara : "Surat dan dari orang pak !". Polisi : "Apa kamu bilang, aku tanya nama mu siapa dan asal mu dari mana ?". Pengendara : "Ya pak, surat dan dari orang !". Polisi : "Kamu main-main ya dan jgn macam-macam nanti saya pukul kamu !!! Jawab yang benar !!! Nama mu siapa dan dari mana ?". Pengendara kaget juga digertak seperti itu, lalu bilang : "Saya serius pak, malah dua rius. Saya juga satu macam bukan macam-macam pak. Jangan dipukul pak, sakiiiiitttt nanti. Betul pak, saya surat dan dari orang !". Polisi nampakx kehilangan kesabran, lalu pengendara itu pun di pukulnya, beberapa kali hantaman dan tendangan mendarat ke wajah dan tubuh si pengendara. Sambil memukul, membentak pula : "Aku tanya siapa nama mu bukan tanya surat bodoh !!! Aku tanya asal mu dari mana, kenapa dijawab orang, aku tau kamu orang bukan monyet, tolol dan monyet !!!. Ayo jawab yang benarrrr !!!". Si pengendara hanya bisa menjawab degan kata-kata : "Ampun...ampun...ampun... Pak, betul...benar...tidak salah !". Setelah beberapa lama pengendara itu dipukul dan ditendang, ada seorg pengendara sepeda motor lain yang kebetulan juga distop, tetapi dia punya surat-surat (sim, STNK) lengkap dan pakai helm, sehingga tidak ditilang, tetapi sempat melihat pengendara yang sedang dipukul dan ditendang di pos polisi itu. Lalu dia bilang : "Stop ...stop ....stop dipukul dan ditendang pak kasian, saya kenal degan orang ini, namanya surat dan berasal dari dusun orang". Polisi : "Kamu jangan macam-macam juga ya, mana ada orang bernama surat dan tempat bernama orang !!!". Pengendara lain : "Saya dari Desa Pandan Wangi Kec. Jerowaru, di sana ada dusun yang bernama Orang. Tempat tinggal saya tidak jauh dari dusun itu, maka saya kenal orang ini namanya Surat pak, betul ini". Polisi : "Ooo gitu ya, berati kami yang salah". Makanya jadi polisi hati-hati mengintrogasi, jagan main gebuk dan pukul saja, kata pengendara lain tadi di dalam hatinya. He...he...hehehehe. Nah, kalau yang ini tentang pertemuan orang-orang cerdik pandai. Dalam sebuah seminar, terlontar sebuah anekdot tentang penjelajahan ruang angkasa oleh negera-negara di dunia. Seprti ini : 1. Negara-negara Barat mampu naik ke bulan karena bisa mengembangkan teknologi canggih. Sehingga negara seperti AS naik ke bulan pakai pesawat Apollonya. 2. Negara Cina bisa naik ke bulan melalui jalan Raksasanya. 3. Negara Mesir dapat naik ke bulan dengan membangun Piramidanya. 4. Indonesia naik ke bulan dengan menumpuk kertas kerja (makalah) dan memakai dokar. Hehehehe, kapan yampai ke bulan ya ?????. Akhirnya tentang akhir dari kehidupan. Begini ceritanya, suatu hari di satu desa ada salah seorang warganya yang meninggal. Waktu si mayat disholatkan di masjid desa, dihadiri oleh tidak terlalu banyak orang, ya sekitar 40-an orang lah. Sholat jenazah diimami oleh kiyai setempat. Sehabis sholat dan berdo'a, untuk mengakhiri prosesi sholat jenazah, seperti biasa pada setiap ada orang meninggal, imam kemudian bertanya kepada para makmum. Imam : "Para jamaah sekalian, mayat ini orang bagus". Makmum : "Bagus ..... bagus", hanya terdengar dua makmum yang menjawab bagus, sedangkan yang lain diam. Imam : "Sekali lagi para jamaah, mayat ini orang bagus". Makmum : "Bagus .... bagus", masih hanya dua orang yang menjawab. Imam : "Sekali lagi para jamaah semua, mayat ini orang bagus". Makmum : "Bagus....bagus...", tetap dua orang aja yang terdengar suaranya. Imam : "Para jamaah, saudara-sudara sekalian, kenapa hanya dua orang yang menjawab, yang lain tidak memberi jawaban serempak, kok pada diam saja". Salah seorang makmum, nampaknya mewakili teman-temannya yang lain, memberikan jawaban : "Kiyai, bagaimana kami harus menjawab bagus, mayat itu orang yang tidak bagus, pada masa hidupnya kerjanya cuma mencuri, merampok, mabuk-mabukan, memperkosa, dan lain-lainnya, pokoknya dia orang jelek dan jahat deh pak Kiyai. Imam, terlihat manggut-manggut dan keheranan. Ternyata jadi orang jahat itu tidak baik, sampai mati pun masih ada orang/warga yang dendam. He....he....hehehehehehe. Salam kedamaian dan kebaikan. Demikianlah sajian menu humor kehidupan, yang bisa saya tampilkan dalam postingan ini. Saya beberapa hari tidak mengirim tulisan ke Kompasiana, hari ini saya hadir kembali. Maka untuk menebus dosa dan kesalahan karena tidak pernah kirim tulisan, saya posting saja tulisan humor ini apa adanya, hehehehe. Semoga bermanfaat. Salam kebersamaan. Jerowaru Lombok Timur, 11 Januari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukan komentar Anda, tapi pergunakan bahasa yang sopan dan jangan tinggalkan spam.