Sabtu, 26 Januari 2013

Menumbuhkembangkan Cinta Kebersihan pada Peserta Didik Melalui Pujian

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan (pembelajaran) peserta didik di sekolah. Motivasi berperan sangat penting dalam meningkatkan semangat atau kemauan peserta didik dalam rangka mencapai pretasi belajar atau tujuan tertentu yang berkaitan dengan proses pendidikannya. Melalui penerapan motivasi, guru dapat mengamati kelakuan (tingkah laku) dan karakter peserta didik. Dalam penerapan motivasi, salah satu prinsip yang harus diperhatikan adalah pujian. Dengan pujian guru menghargai apa yang dilakukan oleh peserta didik. Sehingga prinsip pujian sangat efektif untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk meenumbuhkembangkan rasa cinta peserta didik terhadap kebersihan di SMP Negeri 4 Jerowaru Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, kami mencoba menerapkan prinsip pujian. Penerapan prinsip ini membuahkan hasil positif di sekolah kami, walaupun belum seluruh peserta didik dapat berperan akitif di dalam kegiatan kebersihan tersebut. SMP Negeri 4 Jerowaru merupakan sekolah yang masih tergolong baru. Oleh karena masih baru, lingkungannya masih belum tertata baik dan membutuhkan pengembangan secara terus-menerus sesuai dengan kemampuan. Dalam hubungannya dengan penataan lingkungan itu, sangat dibutuhkan adanya budaya bersih dari warga sekolah. Sehingga dapat mendukung proses pendidikan (proses pembelajaran), walaupun lingkungan sekolah belum dapat sepenuhnya ditata secara maksimal. Kebersihan adalah wujud dari bersih jasmani dan rohani serta merupakan syarat untuk kesehatan fisik dan mental spiritual. Pelaksanaan kebersihan oleh warga sekolah dilakukan baik di dalam rungan maupun di halaman sekolah. Untuk membudayakan kebersihan terhadap warga sekolah, khususnya pada diri peserta didik SMP Negeri 4 Jerowaru, maka disusun program kebersihan yang dibina langsung oleh para guru, termasuk di dalamnya wali kelas. Secara garis besar, program tersebut memuat kegiatan kebersihan sekolah yang mencakup : 1. Kegiatan pembersihan harian Kegitan ini dilakukan setiap hari kerja efektif pada waktu sebelum kegiatan imtaq/bimbingan Al-Qur’an dan kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai jam 07.00 – 07.30 wita. Tujuannya untuk membersihkan ruang kelas dan halaman sekitar ruang kelas masing-masing, serta halaman sekitar kantor atau ruang lainnya yang berdekatan dengan kelas peserta didik. 2. Kegiatan pembersihan mingguan Kegiatan ini diberi istilah Sabtu Bersih, yang dilaksanakan sebelum kegiatan imtaq/bimbingan Al-Qur’an dan kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai 07.00 – 07.30 wita. Program kegiatannya bersifat massal yang melibatkan peserta didik dan warga sekolah lainnya. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Khusus peserta didik, dalam kegiatan pembersihan tersebut di bagi berkelompok berdasarkan kelas, dan masing-masing kelompok membersihkan lingkungan atau halaman sekolah yang telah ditetapkan oleh pembina kebersihan. Dalam kegiatan ini, kadang kala peserta didik diminta membawa sabit, ember kecil dan alat kebersihan lainnya, tergantung keadaan lingkungan sekolah yang akan dibersihkan. Untuk sementara ini, pengembangan program kebersihan yang melibatkan peserta didik di SMP Negeri 4 Jerowaru, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, dibatasi pada dua jenis kegiatan di atas. Pada dua jenis kegiatan tersebut, guru pembina melakukan pengamatan terhadap aktivitas, membina, dan menilai hasil kerja yang telah dilakukan oleh peserta didik, serta mendata peserta didik yang tidak aktif melaksanakan kegiatan pembersihan. Pembina kebersihan ditekankan sebagai pengarah, dan inisiatif melakukan pembersihan lebih banyak berada pada peserta didik di masing-masing kelas. Dalam melakukan pembinaan, setiap guru pembina tidak diperkenankan melakukan pemaksaan atau tindak kekerasan pada peserta didik. Catatan hasil pengamatan aktivitas dan hasil kerja peserta didik, termasuk catatan peserta didik yang tidak atau kurang aktif dalam kegiatan pembersihan, disamping dijadikan sebagai pegangan tim pembina juga diserahkan kepada wali kelas untuk menindaklanjuti atau memberi pembinaan lebih lanjut. Tim pembina, pada setiap akhir kegiatan pembersihan dalam kedua jenis program pebersihan itu, berdasarkan catatan pengamatan dan penilaian hasil kerja peserta didik, memberikan pengumuman secara terbuka menyangkut tentang catatan-catatan selama kegiatan dan kelas-kelas yang memperoleh juara 1 – 3 dalam kegiatan pembersihan tersebut, dan memberi pengarahan untuk ditindaklanjuti oleh peserta didik dalam kegiatan pemersihan selanjutnya. Pengumuman tersebut dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan imtaq/pembinaan Al-Qur’an selesai dilakukan di halaman atau teras gedung sekolah, sebelum peserta didik masuk ke kelas masing-masing. Pada saat pengumuman tersebut, tim pembina selalu memberi kata-kata pujian terhadap kelas-kelas peserta didik yang melakukan kegiatan pembersihan dengan baik, dan memberi kata-kata penyemangat bagi kelas-kelas peserta didik yang dinyatakan kurang baik dalam melakukan kegiatan pembersihan. Pujian tersebut berlanjut pada pemberian penghargaan pada kelas yang dinyatakan baik, yaitu berupa penetapan juara kebersihan 1 – 3, tetapi tidak diberikan hadiah berupa materi. Para siswa tampak senang dan bergairah mendengar pengumuman (pujian) tersebut, walaupun mereka tidak diberikan hadiah. Mereka bertepuk tangan dan bersorak gembira kelasnya mendapat juara, dan mengelu-elukan kelas yang belum dapat juara sebagai wujud dukungan dan dorongan supaya bebuat lebih baik lagi dalam kegiatan pemebersihan berikutnya. Kelas yang memperoleh juara 1 - 3, pada umumnya berbah-ubah. Gejala ini mencerminkan adanya persaingan sehat pada diri peserta didik untuk berbuat yang terbaik sesuai kemampuan mereka. Pengumuman yang disertai dengan pujian (penghargaan) yang dilakukan secara rutin setiap akhir kegiatan pembersihan, telah mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk melakukan kegiatan pembersihan. Dengan kesadaran sendiri dan kesadaran kelompok kelas, mereka melakukan kegiatan pembersihan di dalam ruang dan halaman kelas masing-masing serta halaman sekolah lainnya, tanpa harus menunggu arahan dari tim pembina atau guru lainnya. Memang masih cukup banyak juga peserta didik yang belum tergerak hatinya untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembersihan. Mereka ini lebih banyak menunggu arahan (pembinaan) dari gurunya, daripada mengambil inisiatif sendiri. Para peserta didik yang telah memiliki kesadaran diri yang kuat, mulai melakukan pembersihan begitu mereka telah berada di lingkungan sekolah atau kelasnya, sebelum bapak/ibu gurunya tiba di sekolah. Saya secara pribadi merasa bangga dan bersyukur atas prilaku postif dari peserta didik tersebut. Setiap kali saya tiba di sekolah dipagi hari, selalu melihat peserta didik secara berkelompok sesuai kelasnya, menyapu, mengelap bagian-bagian yang kotor di kelasnya, memungut sampah dan mencabut rumput-rumput yang merusak pemandangan. Terhadap peserta didik yang saya temukan sedang melakukan aktivitas tersebut, saya sempatkan diri untuk bersalaman dan bertegur sapa sebagai bentuk motivasi (pujian) kepada mereka. Program kegiatan kebersihan di sekolah kami walaupun belum terlaksana secara maksimal, tetapi melihat semangat peserta didik merupakan modal untuk membudayakan kebersihan pada diri mereka dan sekolah. Kegiatan ini berarti juga dapat menumbuhkan karakter positif peserta didik. Jerowaru Lombok Timur, 26 Nopember 2011.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan (pembelajaran) peserta didik di sekolah. Motivasi berperan sangat penting dalam meningkatkan semangat atau kemauan peserta didik dalam rangka mencapai pretasi belajar atau tujuan tertentu yang berkaitan dengan proses pendidikannya. Melalui penerapan motivasi, guru dapat mengamati kelakuan (tingkah laku) dan karakter peserta didik. Dalam penerapan motivasi, salah satu prinsip yang harus diperhatikan adalah pujian. Dengan pujian guru menghargai apa yang dilakukan oleh peserta didik. Sehingga prinsip pujian sangat efektif untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk meenumbuhkembangkan rasa cinta peserta didik terhadap kebersihan di SMP Negeri 4 Jerowaru Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, kami mencoba menerapkan prinsip pujian. Penerapan prinsip ini membuahkan hasil positif di sekolah kami, walaupun belum seluruh peserta didik dapat berperan akitif di dalam kegiatan kebersihan tersebut. SMP Negeri 4 Jerowaru merupakan sekolah yang masih tergolong baru. Oleh karena masih baru, lingkungannya masih belum tertata baik dan membutuhkan pengembangan secara terus-menerus sesuai dengan kemampuan. Dalam hubungannya dengan penataan lingkungan itu, sangat dibutuhkan adanya budaya bersih dari warga sekolah. Sehingga dapat mendukung proses pendidikan (proses pembelajaran), walaupun lingkungan sekolah belum dapat sepenuhnya ditata secara maksimal. Kebersihan adalah wujud dari bersih jasmani dan rohani serta merupakan syarat untuk kesehatan fisik dan mental spiritual. Pelaksanaan kebersihan oleh warga sekolah dilakukan baik di dalam rungan maupun di halaman sekolah. Untuk membudayakan kebersihan terhadap warga sekolah, khususnya pada diri peserta didik SMP Negeri 4 Jerowaru, maka disusun program kebersihan yang dibina langsung oleh para guru, termasuk di dalamnya wali kelas. Secara garis besar, program tersebut memuat kegiatan kebersihan sekolah yang mencakup : 1. Kegiatan pembersihan harian Kegitan ini dilakukan setiap hari kerja efektif pada waktu sebelum kegiatan imtaq/bimbingan Al-Qur’an dan kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai jam 07.00 – 07.30 wita. Tujuannya untuk membersihkan ruang kelas dan halaman sekitar ruang kelas masing-masing, serta halaman sekitar kantor atau ruang lainnya yang berdekatan dengan kelas peserta didik. 2. Kegiatan pembersihan mingguan Kegiatan ini diberi istilah Sabtu Bersih, yang dilaksanakan sebelum kegiatan imtaq/bimbingan Al-Qur’an dan kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai 07.00 – 07.30 wita. Program kegiatannya bersifat massal yang melibatkan peserta didik dan warga sekolah lainnya. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Khusus peserta didik, dalam kegiatan pembersihan tersebut di bagi berkelompok berdasarkan kelas, dan masing-masing kelompok membersihkan lingkungan atau halaman sekolah yang telah ditetapkan oleh pembina kebersihan. Dalam kegiatan ini, kadang kala peserta didik diminta membawa sabit, ember kecil dan alat kebersihan lainnya, tergantung keadaan lingkungan sekolah yang akan dibersihkan. Untuk sementara ini, pengembangan program kebersihan yang melibatkan peserta didik di SMP Negeri 4 Jerowaru, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, dibatasi pada dua jenis kegiatan di atas. Pada dua jenis kegiatan tersebut, guru pembina melakukan pengamatan terhadap aktivitas, membina, dan menilai hasil kerja yang telah dilakukan oleh peserta didik, serta mendata peserta didik yang tidak aktif melaksanakan kegiatan pembersihan. Pembina kebersihan ditekankan sebagai pengarah, dan inisiatif melakukan pembersihan lebih banyak berada pada peserta didik di masing-masing kelas. Dalam melakukan pembinaan, setiap guru pembina tidak diperkenankan melakukan pemaksaan atau tindak kekerasan pada peserta didik. Catatan hasil pengamatan aktivitas dan hasil kerja peserta didik, termasuk catatan peserta didik yang tidak atau kurang aktif dalam kegiatan pembersihan, disamping dijadikan sebagai pegangan tim pembina juga diserahkan kepada wali kelas untuk menindaklanjuti atau memberi pembinaan lebih lanjut. Tim pembina, pada setiap akhir kegiatan pembersihan dalam kedua jenis program pebersihan itu, berdasarkan catatan pengamatan dan penilaian hasil kerja peserta didik, memberikan pengumuman secara terbuka menyangkut tentang catatan-catatan selama kegiatan dan kelas-kelas yang memperoleh juara 1 – 3 dalam kegiatan pembersihan tersebut, dan memberi pengarahan untuk ditindaklanjuti oleh peserta didik dalam kegiatan pemersihan selanjutnya. Pengumuman tersebut dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan imtaq/pembinaan Al-Qur’an selesai dilakukan di halaman atau teras gedung sekolah, sebelum peserta didik masuk ke kelas masing-masing. Pada saat pengumuman tersebut, tim pembina selalu memberi kata-kata pujian terhadap kelas-kelas peserta didik yang melakukan kegiatan pembersihan dengan baik, dan memberi kata-kata penyemangat bagi kelas-kelas peserta didik yang dinyatakan kurang baik dalam melakukan kegiatan pembersihan. Pujian tersebut berlanjut pada pemberian penghargaan pada kelas yang dinyatakan baik, yaitu berupa penetapan juara kebersihan 1 – 3, tetapi tidak diberikan hadiah berupa materi. Para siswa tampak senang dan bergairah mendengar pengumuman (pujian) tersebut, walaupun mereka tidak diberikan hadiah. Mereka bertepuk tangan dan bersorak gembira kelasnya mendapat juara, dan mengelu-elukan kelas yang belum dapat juara sebagai wujud dukungan dan dorongan supaya bebuat lebih baik lagi dalam kegiatan pemebersihan berikutnya. Kelas yang memperoleh juara 1 - 3, pada umumnya berbah-ubah. Gejala ini mencerminkan adanya persaingan sehat pada diri peserta didik untuk berbuat yang terbaik sesuai kemampuan mereka. Pengumuman yang disertai dengan pujian (penghargaan) yang dilakukan secara rutin setiap akhir kegiatan pembersihan, telah mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk melakukan kegiatan pembersihan. Dengan kesadaran sendiri dan kesadaran kelompok kelas, mereka melakukan kegiatan pembersihan di dalam ruang dan halaman kelas masing-masing serta halaman sekolah lainnya, tanpa harus menunggu arahan dari tim pembina atau guru lainnya. Memang masih cukup banyak juga peserta didik yang belum tergerak hatinya untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembersihan. Mereka ini lebih banyak menunggu arahan (pembinaan) dari gurunya, daripada mengambil inisiatif sendiri. Para peserta didik yang telah memiliki kesadaran diri yang kuat, mulai melakukan pembersihan begitu mereka telah berada di lingkungan sekolah atau kelasnya, sebelum bapak/ibu gurunya tiba di sekolah. Saya secara pribadi merasa bangga dan bersyukur atas prilaku postif dari peserta didik tersebut. Setiap kali saya tiba di sekolah dipagi hari, selalu melihat peserta didik secara berkelompok sesuai kelasnya, menyapu, mengelap bagian-bagian yang kotor di kelasnya, memungut sampah dan mencabut rumput-rumput yang merusak pemandangan. Terhadap peserta didik yang saya temukan sedang melakukan aktivitas tersebut, saya sempatkan diri untuk bersalaman dan bertegur sapa sebagai bentuk motivasi (pujian) kepada mereka. Program kegiatan kebersihan di sekolah kami walaupun belum terlaksana secara maksimal, tetapi melihat semangat peserta didik merupakan modal untuk membudayakan kebersihan pada diri mereka dan sekolah. Kegiatan ini berarti juga dapat menumbuhkan karakter positif peserta didik. Jerowaru Lombok Timur, 26 Nopember 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukan komentar Anda, tapi pergunakan bahasa yang sopan dan jangan tinggalkan spam.