Kamis, 24 Januari 2013

Nilai-nilai Kepahlawanan dalam Konteks Peningkatan Sumber Daya Manusia

Bulan-bulan Agustus, Oktober dan Nopember bagi bangsa Indonesia merupakan saat-saat memperingati hari-hari bersejarah, seperti Hari Proklamasi Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan. Hari-hari bersejarah itu, mengandung makna yang sangat penting dan mendasar bagi bangsa Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Indonesia, dan Hari Pahlawan merupakan cermin jiwa dan semangat dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pahlawan adalah orang-orang patriot sejati yang telah rela mengorbankan jiwa raganya untuk kepentingan nusa, bangsa dan negara. Peristiwa yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan secara nasional adalah peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945 di kota Surabaya. Hari untuk memperingati perjuangan heroik para pahlawan di seluruh pelosok tanah air, dalam rangka mempertahankan kemerdekaan bangsanya dari keserakahan dan kehausan penjajah Belanda dan Inggris. Ini merupakan cermin atau bukti tentang keberanian, keajegan sikap hidup para pahlawan untuk membela kebenaran akan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Semboyan “merdeka atau mati” yang diusung para pejuang ketika itu, merupakan bukti akan keberanian itu, dan merupakan pancaran dari sikap vitalitas yang tinggi dalam memperjuangkan kebebasan bangsanya dari belenggu penjajahan yang tidak mengenal prikemanusian dan prikeadilan. Perjuangan yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan tersebut, semakin memiliki nilai tinggi bagi bangsa Indonesia, karena perjuangan itu dilakukan bersama-sama dengan masyarakat. Sehingga apa yang diperjuangkan sangat mengena dengan keinginan (cita-cita) masyarakat umum yang tertindas dan menjadi korban dari penjajahan, membela kepentingan rakyat dengan tulus ikhlas untuk kepentingan bersama. Bentuk perjuangan seperti itu mengandung makna bahwa para pejuang terdahulu dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, mereka berjuang bukan untuk diri atau kelompoknya, berjuang karena merupakan panggilan hati, berjuang tanpa pamrih atau imbalan. Mereka memiliki kesadaran diri bahwa demi keadilan dan kebenaran berjuang bersama-sama dengan rakyat untuk mewujudkan tujuan bersama, yaitu bebas dari belenggu penjajahan. Nilai-nilai kepahlawanan dari generasi pendahulu kita itu sangat dibutuhkan oleh generasi bangsa Indonesia dewasa ini, dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan generasi pendahulu tersebut dengan susah payah dan penuh pengorbanan. Dengan demikian nilai-nilai kepahlawanan itu, masih tetap relevan untuk generasi bangsa Indonesia saat ini dalam rangka bersama-sama meningkatkan sumber daya manusia (SDM), yang sangat dibutuhkan guna mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju, dan sebagai modal dalam menghadapi atau menjawab tantangan globalisasi yang makin kompleks. Sebagai dampak dari globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dewasa ini bangsa Indonesia dihadapkan pada dinamika perubahan yang sangat mendasar dan cepat. Untuk itu bangsa (masyarakat) Indonesia membutuhkan keberanian, keajegan, memiliki vitalitas dan semangat ketulusikhlasan dalam rangka menghadapi perubahan yang sedang terjadi, dan menjawab tantangan zaman (globalisasi) tersebut dengan cerdas. Hal ini akan dapat kita capai apabila semua elemen bangsa dan masyarakat luas memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan SDM yang tangguh sebagai modal dasar kearah itu. Tanpa adanya SDM yang berkualitas dan handal, maka kita akan menghadpi bentuk-bentuk penjahan lain sebagai akibat dari kemajuan globalisasi dan iptek, bukan lagi merupakan penjajahan fisik sperti yang dihadapi generasi pendahulu kita. Ketidakmampuan bangsa Indonesia dalam meningkatkan SDM-nya, berarti kita akan secara terus-menerus mengalami penjajahan dalam bidang ekonomi, dan dikuasai oleh pengaruh-pengaruh bangsa asing yang memiliki kepentingan karena mengetahui kelemahan bangsa Indonesia. Usaha strategis yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan SDM anak bangsa untuk memenangkan persaingan global, sebagai berikut. Pertama, pemerintah Indonesia hendaknya mampu mewujudkan dengan sungguh-sungguh cita-cita proklamasi kemerdekaan, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertibahan dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini sesuai dengan keajegan sikap dan kebenaran jiwa yang dipancarkan dalam nilai-nilai kepahlawanan dari generasi pendahulu kita. Langkah ini menjadi penting, mengingat rakyat Indonesia sampai dengan sekarang belum mendapat kesejahteraan dan keadilan seperti yang diharapkan, masih terdapat gap (jurang pemisah) yang amat dalam antara si kaya dan si miskin. Kemiskinan masih sangat menghantui rakyat Indonesia. Pendidikan yang merata dan berkeadilan pun belum dapat dinikmati oleh rakyat. Kedua, penyelenggaraan kekuasaan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa harus terus dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan efektivitas sistem politik, bukan sebagai legitimasi kekuasaan, dan dapat memperlancar proses demokratisasi, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum secara berkeadilan. Sehingga tidak melukai hati rakyat. Melukai hati rakyat berarti mengingkari nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan ketulusikhlasan. Ketiga, pelaksanaan pembangunan harus diupayakan dengan memperhatikan keberagaman dan perbedaan bangsa Indonesia, dapat memperkuat integrasi bangsa, menghormati hak asasi manusia (HAM), dan pembangunan dilandaskan pada budaya bangsa sendiri, termasuk kearifan lokal di tiap daerah sebagai penangkal dampak negatif dari globalisasi dan kemajuan iptek. Tidak mampu menjaga dan mengelola perbedaan yang ada sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta ketidakmampuan mempertahankan integrasi bangsa, berarti menghianati nilai-nilai kepahlawanan yang didasarkan atas kebersamaan antar semua etnis bangsa, dan menghormati hak-hak antar sesama dalam kehidupan berbangsa yang majemuk. Keempat, kalangan terpelajar (cendekiawan), semestinya berperan sebagai intelektual sejati bagi rakyat. Artinya, mempunyai komitmen intelektual tinggi untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan siap untuk hidup bersamanya. Ini mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan yang dijiwai oleh sikap berani dan keajegan sikap. Kelima, generasi muda (mahasiswa dan pelajar) hendaknya benar-benar dipersiapkan untuk mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan dalam berbagai aspek kehidupan, mampu hidup mandiri, memiliki kepercayaan diri dan karakter kepribadian yang tinggi. Kemampuan membentuk dan mengembangkan generasi muda seperti itu, mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan yang dijiwai oleh semangat dan vitalitas juang. Keberhasilan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan ke lima langkah strategis tersebut akan mampu meningkatkan SDM bangsa Indonesia yang dapat bersaing di era globalisasi. Sehingga akan lahir pahlawan-pahlawan yang berprestasi dalam pembangunan, iptek dan kemanusiaan. Melalui pembangunan, pada hakekatnya kita melakukan perbaikan tarap kehidupan dan kemanusiaan. Untuk menuju kearah itu dibutuhkan iptek yang handal. Tetapi iptek dan pembangunan itu sediri, tidak menjamin meningkatnya tingkat harkat kemanusiaan. Harus ditunjang dan dilengkapi dengan adanya kesadaran kemanusiaan atau semacam philantropi, kasih sayang kepada manusia. Sehingga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan iptek bisa meningkatkan kesejahteraan secara berkeprikemanusiaan. Inilah yang akan melahirkan pahlawan-pahlawan sejati dan berprestasi yang dijiwai sifat humanisme di kalangan bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan, yang lahir dari adanya upaya-upaya serius dan berkesinambungan dalam meningkatkan SDM melalui tahapan seperti itu. Semoga bermanfaat, dan salam merdeka !!! Jerowaru Lombok Timur, 5 Nopember 2011.
Bulan-bulan Agustus, Oktober dan Nopember bagi bangsa Indonesia merupakan saat-saat memperingati hari-hari bersejarah, seperti Hari Proklamasi Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan. Hari-hari bersejarah itu, mengandung makna yang sangat penting dan mendasar bagi bangsa Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Indonesia, dan Hari Pahlawan merupakan cermin jiwa dan semangat dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pahlawan adalah orang-orang patriot sejati yang telah rela mengorbankan jiwa raganya untuk kepentingan nusa, bangsa dan negara. Peristiwa yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan secara nasional adalah peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945 di kota Surabaya. Hari untuk memperingati perjuangan heroik para pahlawan di seluruh pelosok tanah air, dalam rangka mempertahankan kemerdekaan bangsanya dari keserakahan dan kehausan penjajah Belanda dan Inggris. Ini merupakan cermin atau bukti tentang keberanian, keajegan sikap hidup para pahlawan untuk membela kebenaran akan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Semboyan “merdeka atau mati” yang diusung para pejuang ketika itu, merupakan bukti akan keberanian itu, dan merupakan pancaran dari sikap vitalitas yang tinggi dalam memperjuangkan kebebasan bangsanya dari belenggu penjajahan yang tidak mengenal prikemanusian dan prikeadilan. Perjuangan yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan tersebut, semakin memiliki nilai tinggi bagi bangsa Indonesia, karena perjuangan itu dilakukan bersama-sama dengan masyarakat. Sehingga apa yang diperjuangkan sangat mengena dengan keinginan (cita-cita) masyarakat umum yang tertindas dan menjadi korban dari penjajahan, membela kepentingan rakyat dengan tulus ikhlas untuk kepentingan bersama. Bentuk perjuangan seperti itu mengandung makna bahwa para pejuang terdahulu dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, mereka berjuang bukan untuk diri atau kelompoknya, berjuang karena merupakan panggilan hati, berjuang tanpa pamrih atau imbalan. Mereka memiliki kesadaran diri bahwa demi keadilan dan kebenaran berjuang bersama-sama dengan rakyat untuk mewujudkan tujuan bersama, yaitu bebas dari belenggu penjajahan. Nilai-nilai kepahlawanan dari generasi pendahulu kita itu sangat dibutuhkan oleh generasi bangsa Indonesia dewasa ini, dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan generasi pendahulu tersebut dengan susah payah dan penuh pengorbanan. Dengan demikian nilai-nilai kepahlawanan itu, masih tetap relevan untuk generasi bangsa Indonesia saat ini dalam rangka bersama-sama meningkatkan sumber daya manusia (SDM), yang sangat dibutuhkan guna mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju, dan sebagai modal dalam menghadapi atau menjawab tantangan globalisasi yang makin kompleks. Sebagai dampak dari globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dewasa ini bangsa Indonesia dihadapkan pada dinamika perubahan yang sangat mendasar dan cepat. Untuk itu bangsa (masyarakat) Indonesia membutuhkan keberanian, keajegan, memiliki vitalitas dan semangat ketulusikhlasan dalam rangka menghadapi perubahan yang sedang terjadi, dan menjawab tantangan zaman (globalisasi) tersebut dengan cerdas. Hal ini akan dapat kita capai apabila semua elemen bangsa dan masyarakat luas memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan SDM yang tangguh sebagai modal dasar kearah itu. Tanpa adanya SDM yang berkualitas dan handal, maka kita akan menghadpi bentuk-bentuk penjahan lain sebagai akibat dari kemajuan globalisasi dan iptek, bukan lagi merupakan penjajahan fisik sperti yang dihadapi generasi pendahulu kita. Ketidakmampuan bangsa Indonesia dalam meningkatkan SDM-nya, berarti kita akan secara terus-menerus mengalami penjajahan dalam bidang ekonomi, dan dikuasai oleh pengaruh-pengaruh bangsa asing yang memiliki kepentingan karena mengetahui kelemahan bangsa Indonesia. Usaha strategis yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan SDM anak bangsa untuk memenangkan persaingan global, sebagai berikut. Pertama, pemerintah Indonesia hendaknya mampu mewujudkan dengan sungguh-sungguh cita-cita proklamasi kemerdekaan, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertibahan dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini sesuai dengan keajegan sikap dan kebenaran jiwa yang dipancarkan dalam nilai-nilai kepahlawanan dari generasi pendahulu kita. Langkah ini menjadi penting, mengingat rakyat Indonesia sampai dengan sekarang belum mendapat kesejahteraan dan keadilan seperti yang diharapkan, masih terdapat gap (jurang pemisah) yang amat dalam antara si kaya dan si miskin. Kemiskinan masih sangat menghantui rakyat Indonesia. Pendidikan yang merata dan berkeadilan pun belum dapat dinikmati oleh rakyat. Kedua, penyelenggaraan kekuasaan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa harus terus dilaksanakan dan dikembangkan dengan memperhatikan efektivitas sistem politik, bukan sebagai legitimasi kekuasaan, dan dapat memperlancar proses demokratisasi, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum secara berkeadilan. Sehingga tidak melukai hati rakyat. Melukai hati rakyat berarti mengingkari nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan ketulusikhlasan. Ketiga, pelaksanaan pembangunan harus diupayakan dengan memperhatikan keberagaman dan perbedaan bangsa Indonesia, dapat memperkuat integrasi bangsa, menghormati hak asasi manusia (HAM), dan pembangunan dilandaskan pada budaya bangsa sendiri, termasuk kearifan lokal di tiap daerah sebagai penangkal dampak negatif dari globalisasi dan kemajuan iptek. Tidak mampu menjaga dan mengelola perbedaan yang ada sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta ketidakmampuan mempertahankan integrasi bangsa, berarti menghianati nilai-nilai kepahlawanan yang didasarkan atas kebersamaan antar semua etnis bangsa, dan menghormati hak-hak antar sesama dalam kehidupan berbangsa yang majemuk. Keempat, kalangan terpelajar (cendekiawan), semestinya berperan sebagai intelektual sejati bagi rakyat. Artinya, mempunyai komitmen intelektual tinggi untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan siap untuk hidup bersamanya. Ini mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan yang dijiwai oleh sikap berani dan keajegan sikap. Kelima, generasi muda (mahasiswa dan pelajar) hendaknya benar-benar dipersiapkan untuk mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan dalam berbagai aspek kehidupan, mampu hidup mandiri, memiliki kepercayaan diri dan karakter kepribadian yang tinggi. Kemampuan membentuk dan mengembangkan generasi muda seperti itu, mencerminkan nilai-nilai kepahlawanan yang dijiwai oleh semangat dan vitalitas juang. Keberhasilan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan ke lima langkah strategis tersebut akan mampu meningkatkan SDM bangsa Indonesia yang dapat bersaing di era globalisasi. Sehingga akan lahir pahlawan-pahlawan yang berprestasi dalam pembangunan, iptek dan kemanusiaan. Melalui pembangunan, pada hakekatnya kita melakukan perbaikan tarap kehidupan dan kemanusiaan. Untuk menuju kearah itu dibutuhkan iptek yang handal. Tetapi iptek dan pembangunan itu sediri, tidak menjamin meningkatnya tingkat harkat kemanusiaan. Harus ditunjang dan dilengkapi dengan adanya kesadaran kemanusiaan atau semacam philantropi, kasih sayang kepada manusia. Sehingga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan iptek bisa meningkatkan kesejahteraan secara berkeprikemanusiaan. Inilah yang akan melahirkan pahlawan-pahlawan sejati dan berprestasi yang dijiwai sifat humanisme di kalangan bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan, yang lahir dari adanya upaya-upaya serius dan berkesinambungan dalam meningkatkan SDM melalui tahapan seperti itu. Semoga bermanfaat, dan salam merdeka !!! Jerowaru Lombok Timur, 5 Nopember 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukan komentar Anda, tapi pergunakan bahasa yang sopan dan jangan tinggalkan spam.